MAKALAH
ASAS
– ASAS PENGETAHUAN LINGKUNGAN
Di
susun oleh :
Nama : Muhammad Adika Wiguno
NPM : 14415456
Kelas : 2IB01
FAKULTAS
TEKNOLOGI INDUSTRI
JURUSAN
TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS
GUNADARMA
DEPOK
2016
KATA
PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Puji dan Syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa, karena berkat limpahan Rahmat, Hidayah dan Karunia-nya sehingga saya
dapat menyusun makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah
ini, saya akan membahas mengenai “Asas – Asas Pengetahuan Lingkungan”.
Saya juga mengucapkan terimakasih kepada Bapak Andi
Asnur Pranata selaku dosen mata kuliah Pengantar Lingkungan yang telah yang
telah memberikan tugas ini. Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar
pada makalah ini. Oleh karena itu saran serta kritik yang dapat membangun dari
pembaca sangat saya harapkan guna penyempurnaan pada makalah selanjutnya.
Harapan saya semoga makalah ini bisa membantu
menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya
dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih
baik.
Demikian makalah ini saya buat, semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Bogor,
11 Oktober 2016
Muhammad Adika Wiguno
DAFTAR
ISI
Kata
Pengantar……………………………………………………………............................i
Daftar
Isi………………………………………………………………..................................ii
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang…………………………………………………..
.....................................1
1.2 Maksud
dan Tujuan………………………………………………....................................2
1.3 Ruang
Lingkup Masalah…………………………………..............................……… .....2
BAB II Pembahasan
2.1 Pengertian
Ekologi dan Ilmu Lingkungan Secara
Umum................................................3
2.2
Pengertian Ekologi dan Ilmu Lingkungan Menurut Para
Ahli.........................................4
2.3
Pengertian Ekologi dan Ilmu Lingkungan........................................................................4
2.4 Asas –
Asas Pengetahuan
Lingkungan.............................................................................6
BAB III Penutup
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………...........................14
3.2
Saran………………………………....………………………….....................................14
Daftar Pustaka
BAB
I
PENDAHULUAN
1) Latar
Belakang
Ilmu
lingkungan adalah salah satu ilmu yang mengintegrasikan berbagai ilmu yang
mempelajari jasad hidup (termasuk manusia) dengan lingkungannya, antara lain
aspek sosial, ekonomi, kesehatan, pertanian, sehingga ilmu ini dapat dikatakan
sebagai poros, tempat berbagai azas dan konsep berbagai ilmu yang saling
terkait satu sama lain untuk mengatasi masalah hubungan antara jasad hidup
dengan lingkungannya.
Azas
didalam suatu ilmu pada dasarnya merupakan penyamarataan kesimpulan secara
umum, yang kemudian digunakan sebagai landasan untuk menguraikan gejala
(fenomena) dan situasi yang lebih spesifik. Azas dapat terjadi melalui suatu
penggunaan dan pengujian metodologi secara terus menerus dan matang, sehingga
diakui kebenarannya oleh ilmuwan didunia ini. Tetapi ada pula azas yang hanya
diakui oleh sekelompok ilmuwan tertentu saja, karena azas ini hanya merupakan
penyamarataan secara empiris saja dan hanya benar pada situasi dan kondisi
tertentu saja, sehingga terkadang azas ini menjadi bahan pertentangan.
Asas di
dalam suatu ilmu yang sudah berkembang digunakan sebagai landasan yang kokohdan
kuat untuk mendapatkan hasil, teori dan model seperti pada ilmu lingkungan.
Untukmenyajikan asas dasar ini dilakukan dengan mengemukakan kerangka teorinya
terlebihdahulu, kemudian setelah dipahami pola dan organisasi pemikirannya baru
dikemukakanfakta-fakta yang mendukung dan didukung, sehingga asas-asas disini
sebenarnyamerupakan satu kesatuan yang saling terkait dan tidak dapat
dipisahkan satu sama lain (sesuai dengan urutan logikanya). Secara umum azas yang terdapat pada ilmu lingkungan
terdapat 14 azas yang didalamnya mengenai kehidupan makhluk hidup, alam,
energi, ekosistem maupun populasi, dll.
Lingkungan
merupakan tempat untuk melakukan aktifitas-aktifitas semua makhluk hidup.
Makhluk hidup tidak memungkinkan hidup sendiri tanpa interaksi dengan
lingkungan. Interaksi yang dilakukan terus menerus mengakibatkan banyak perubahan-perubahan yang mempunyai
efek negatif dan positif pada lingkungan. Permasahan perubahan akan teratasi
ketika makaluk hidup sadar akan pembelajaran mengenai pengetahuan lingkungan.
Pengetahuan lingkungan memiliki banyak pokok pembahasan. Banyaknya pokok
pembahasan dirangkum dalam mata perkuliahan yaitu pengetahuan lingkungan.
Didalam mata perkulliahan untuk pemahaman lebih lanjut maka perlu pembahasan
mengenai asas-asas pengetahuan
lingkungan.
Asas-asas
pengetahuan lingkungan memberikan sebuah keterangan dimana sangat berfungsi
dalam pembelajaran pengetahuan lingkungan. Asas asas memberikan dasar untuk
perkembangan ilmu mengenai pemahaman pengatahuan lingkungan.
2) Maksud dan Tujuan
Tujuan
dari penulisan makalah ini adalah
a. Mengetahui asas-asas pengetahuan lingkungan.
b. Contoh dari masing-masing asas pengetahuan
lingkungan
3) Ruang Lingkup
Adapun
ruang lingkup masalah yang akan dibahas pada makalah kali ini sebagai berikut:
a. Pengertian Ekologi dan Ilmu Lingkungan
Secara Umum
b. Pengertian Ekologi dan Ilmu Lingkungan
Menurut Para Ahli
c. Perbedaan Ekologi dan Ilmu Lingkungan
d. Asas – Asas Pengetahuan Lingkungan
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Ekologi dan Ilmu Lingkungan Secara Umum
1) Ekologi
Secara
bahasa, ekologi berasal dari bahasa Yunani (Greek) yaitu oikos dan logos yang
berarti rumah/habitat dan ilmu. Ernst Haeckel merupakan orang pertama yang
menggunakan istilah ekologi. Ekologi adalah ilmu yang mempelajari seluruh pola
hubungan timbal balik antara mahluk hidup dengan sesamanya dan mahluk hidup
dengan komponen sekitarnya. Ekologi sebenarnya mempertanyakan tentang berbagai
hal seperti:
a. Bagaimana alam bekerja
b. Bagaimana spesies beradaptasi dalam
habitatnya
c. Apa yang diperlukan dari habitatnya untuk
melangsungkan kehidupan
d. Bagaimana mereka mencukupi materi dan
energi
e. Bagaimana mereka berinteraksi dengan
spesies lain
f. Bagaimana individu dalam spesies itu
diatur dan berfungsi sebagai populasi
Ekologi
erat kaitannya dengan ekosistem. Oleh karena itu pengertian ekologi dapat
diartikan pula sebagai ilmu yang pembelajari tentang ekosistem serta bagian
bagiannya.
2) Ilmu Lingkungan
Ilmu
(atau ilmu pengetahuan) adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan
dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam
manusia. Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti.
Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian
ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya.
Pengertian
lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang memengaruhi
perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun tidak langsung. Lingkungan
bisa dibedakan menjadi lingkungan biotik dan abiotik. Jika kalian berada di
sekolah, lingkungan biotiknya berupa teman-teman sekolah, bapak ibu guru serta
karyawan, dan semua orang yang ada di sekolah, juga berbagai jenis tumbuhan yang
ada di kebun sekolah serta hewan-hewan yang ada di sekitarnya. Adapun
lingkungan abiotik berupa udara, meja kursi, papan tulis, gedung sekolah, dan
berbagai macam benda mati yang ada di sekitar. Seringkali lingkungan yang
terdiri dari sesama manusia disebut juga sebagai lingkungan sosial. Lingkungan
sosial inilah yang membentuk sistem pergaulan yang besar peranannya dalam
membentuk kepribadian seseorang.
2.2
Pengertian Ekologi dan Ilmu Lingkungan Menurut Para Ahli
Selain
definisi umum mengenai pengertian ekologi, ada pula pengertian ekologi yang
dikemukakan menurut para ahli. Pengertian ekologi menurut definisi para ahli
adalah sebagai berikut:
Pengertian
Ekologi Menurut Miller (1975) Menurut Miller tentang pengertian ekologi yang
menggemukakan bahwa ekologi adalah suatu ilmu mengenai hubungan timbal balik
diantara organisme serta sesamanya dan juga dengan lingkungannya.
Pengertian
Ekologi Menurut Otto Soemarwoto, pengertian ekologi adalah suatu ilmu
mengenaihubungan timbal balik diantara makhluk hidup dengan lingkungan
sekitarnya.
Pengertian
Ekologi Menurut C. Elton, ekologi adalah suatu ilmu yang mengkaji sejarah alam
atau juga perkehidupan alam dengan secara ilmiah
Pengertian
Ekologi Menurut Resosoedarmo, pengertian ekologi adalah suatu ilmu yang
mempelajari tentang hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan
lingkungan.
Pengertian
Ekologi Menurut Andrewarthaekologi, adalah suatu ilmu yang membahas penyebaran
dan juga kemelimpahan organisme
Pengertian
Ekologi Menurut Krebsekologi, adalah suatu ilmu pengetahuan yang mengkaji suatu
interaksi yang menentukan adanya penyebaran dan juga kemelimpahan organisme
Pengertian
Ekologi Menurut Eugene P. Odum, ekologi adalah suatu kajian terstruktur serta
fungsi alam, tentang suatu struktur dan juga interaksi diantara sesama
organisme dengan lingkungannya.
2.3
Pengertian Ekologi dan Ilmu Lingkungan
Ekologi
adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme dengan lingkungannya
dan yang lainnya. Berasal dari kata Yunani oikos yang berarti habitat dan logos
yang berarti ilmu. Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik
interaksi antar makhluk hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dan
lingkungannya. Istilah ekologi pertama kali dikemukakan oleh Ernst Haeckel
(1834 – 1914). Dalam ekologi, makhluk hidup dipelajari sebagai kesatuan atau
sistem dengan lingkungannya. Secara harfiyah Ekologi adalah pengkajian hubungan
organisme-organisme atau kelompok organisme terhadap lingkungannya. Ada juga
yang mengatakan bahwa ekologi adalah suatu ilmu yang mencoba mempelajari
hubungan antara tumbuhan, binatang, dan manusia dengan lingkungannya di mana
mereka hidup, bagaimana kehidupannya, dan mengapa berada di tempat tersebut.
Ekologi
merupakan salah satu cabang Biologi yang hanya mempelajari apa yang ada dan apa
yang terjadi di alam dengan tidak melakukan percobaan. Tetapi biasanya ekologi
didefinisikan sebagi pengkajian hubungan organisme-organisme atau
kelompok-kelompok organisme terhadap lingkungannya, atau ilmu hubungan
timbal-balik antara organisme-organisme hidup dan lingkungannya. Sebab ekologi
memperhatikan terutama biologi “golongan-golongan” organisme dan dengan
proses-proses fungsional di daratan dan air adalah lebih tetap berhubungan
dengan upaya mutakhir untuk mendefinisikan ekologi sebagai pengkajian struktur
dan fungsi alam, telah dipahami bahwa manusia merupakan bagian dari pada alam.
Menurut Odum (1971) ekologi mutakhir adalah suatu studi yang mempelajari
struktur dan fungsi ekosistem atau alam di mana manusia adalah bagian dari alam.
Struktur di sini menunjukan suatu keadaan dari sistem ekologi pada waktu dan
tempat tertentu termasuk kerapatan atau kepadatan, biomas, penyebaran potensi
unsur-unsur hara (materi), energi, faktor-faktor fisik dan kimia lainnya yang
mencirikan sistem tersebut. Sedangkan fungsinya menggambarkan sebab-akibat yang
terjadi dalam sistem. Jadi pokok utama ekologi adalah mencari pengertian
bagaimana fungsi organisme di alam.
Pengertian
akan Lingkungan Hidup telah banyak sekali dikemukakan oleh beberapa ahli lingkungan.
Menurut Otto Soemarwoto pengertian lingkungan hidup adalah jumlah semua benda
dan kondisi yang ada dalam ruang yang kita tempati yang mempengaruhi kehidupan
kita. Sedangkan Munadjat Danusaputro memberikan pengertian lingkungan hidup
sebagai semua benda dan kondisi termasuk di dalamnya manusia dan tingkah
perbuatannya, yang terdapat dalam ruang tempat manusia berada dan mempengaruhi
hidup dan kesejahteraan manusia dan jasad hidup lainnya (Siahaan, 1987:1).
Menurut Ehrlich dan kawan-kawan merumuskan tentang lingkungan sebagai berikut
(Ehrlich, Holdren, 1973:38): “For our
purpose, the environment is the unique skin of soil, water, gaseous,
atmosphere, mineral nutrients, and organisms that covers this otherwise undistinguished
planet”.
Pemerintah
Indonesia dalam UU Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 23 tahun 1997 memberikan
pengertian Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya,
keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi
kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.
Sesuai
dengan pengertian lingkungan Hidup diatas, maka perlu diketahui tentang adanya
pembagian Lingkungan Hidup; dengan tujuan mencari pola pengelolaan yang
ditentukan dan dikehendaki. L.L. Bernard (dalam Siahaan, 1987:12) membagi
lingkungan atas empat macam, yaitu :
Lingkungan
fisik (anorganik), lingkungan yang terdiri dari gaya kosmik dan fisigeografis
:tanah, udara, air, radiasi, gaya tarik, ombak dan sebagainya
Lingkungan
biologi (organik),segala sesuatu yang bersifat biotis
Lingkungan
Sosial , terdiri dari :
Fisiososial,
yaitu yang meliputi kebudayaan materiil : peralatan, senjata, mesin, gedung dan
sebagainya
Biososial
manusia dan bukan manusia, yaitu manusia dan interaksi terhadap sesamanya dan
hewan beserta tumbuhan domestik dan semua bahan yang digunakan manusia yang
berasal dari sumber organik
Psikososial,
yaitu yang berhubungan dengan tabiat bathin manusia, seperti sikap, pandangan,
keinginan, keyakinan. Hal ini terlihat dari kebiasaan, agama, ideologi, bahasa
dan lain-lain
Lingkungan
Komposit, yaitu lingkungan yang diatur secara institusional, berupa
lembaga-lembaga masyarakat.
Tetapi
ada juga beberapa sarjana yang hanya memberikan tiga macam pembagian lingkungan
hidup, yaitu :
Lingkungan
fisik (Physical Environment), yaitu
segala sesuatu di sekitar kita yang bersifat benda mati, seperti : air, sinar,
gedung dan lainnya
Lingkungan
biologis (Biological Environment), yaitu
segala sesuatu yang ada di sekitar kita yang bersifat organis, seperti manusia,
hewan, tumbuhan dan lainnya
Lingkungan
Sosial (Social Environment), yaitu manusia-manusia lain yang berada di sekitar
kita atau kepada siapa kita mengadakan hubungan pergaulan.
2.4 Asas
– Asas Pengetahuan Lingkungan
Pengetahuan
lingkungn memeiliki beberapa asas dalam pengembangannya. Asas- asas tersebut
diantaranya yaitu:
ASAS 1
(HUKUM THERMODINAMIKA I)
Semua
energi yang memasuki sebuah organisme hidup, populasi atau ekosistem dapat
dianggap sebagai energi yang tersimpan atau terlepaskan. Energi dapat diubah
dari satu bentuk ke bentuk yang lain tetapi tidak dapat hilang, dihancurkan
atau diciptakan.
Asas ini
adalah sebenarnya serupa dengan hokum Thermodinamika I, yang sangat
fundamental dalam fisika. Asas ini
dikenal sebagai hukum konservasi energi dalam persamaan matematika.
Contoh:
Banyaknya
kalori, energi yang terbuang dalam
bentuk makanan diubah oleh jasad hidup menjadi energi untuk tumbuh, berbiak,
menjalankan proses metabolisme, dan yang terbuang sebagai panas.
ASAS 2
Tak ada
system pengubahan energi yang betul- betul efisien.
Pengertian:
Asas ini
tak lain adalah hokum Thermodinamika II, Ini berarti energi yang tak pernah
hilang dari alam raya, tetapi energi tersebut akan terus diubah dalam bentuk
yang kurang bermanfaat.
Asas
ini sama dengan hukum termodinamika
kedua dalam ilmu fisika. Hal ini berarti meskipun energi itu tidak pernah
hilang, namun demikian energi tersebut akan diubah dalam bentuk yang kurang
bermanfaat. Secara keseluruhan energi di planet kita ini terdegradasi dalam
bentuk panas tanpa balik, yang kemudian beradiasi ke angkasa.
Dalam
sistem biologi, energi yang dimanfaatkan baik oleh jasad hidup, populasi maupun
ekosistem kurang efisien, karena masukan energi dapat dipindahkan dan digunakan oleh organisme hidup yang lain.
Contohnya pada piramida makanan, tingkatan konsumen yang paling bawah
mendapatkan asupan energi yang banyak,
sebaliknya konsumen paling atas hanya mendapatkan sedikit, disamping itu
pada setiap tingkatanpun energi tidak dimanfaatkan secara efisien (banyak
terbuang).
Energi
yang dapat dimanfaatkan oleh kita seperti tumbuhan, hewan, ikan dsb., itu
termasuk kategori sumber alam, namun demikian apakah sumber alam ini dapat
diukur manfaatnya dan apa batasan sumber alam tersebut?.
Sumber
alam adalah segala sesuatu yang diperlukan oleh organisme hidup, populasi, atau
ekosistem yang pengadaannya hingga ke tingkat optimum atau mencukupi, sehingga
akan meningkatkan daya pengubahan energi.
ASAS 3
Materi,
energi, ruang, waktu, dan keanekaragaman, termasuk kategori sumberdaya alam.
Pengertian:
Pengubahan
energi oleh system biologi harus Berlangsung pada kecepatan yang sebanding
dengan adanya materi dan energi di lingkungannya. Pengaruh ruang secara asas
adalah beranalogi dengan materi dan energi sebagai sumber alam.
Contoh:
Ruang
yang sempit: dpt mengganggu proses pembiakan organisme dg kepadatan tinggi.
Ruang
yang terlalu luas: jarak antar individu dalam populasi semakin jauh, kesempatan
bertemu antara jantan dan betina semakin kecil sehingga pembiakan akan
terganggu.
Jauh
dekatnya jarak sumber makanan akan berpengaruh terhadap perkembangan populasi.
Waktu
sebagai sumber alam tidak merupakan besaran yang berdiri sendiri. Misal hewan
mamalia dipadang pasir, pada musim kering tiba persediaan air habis di
lingkungannya, maka harus berpindah kelokasi yang ada sumber airnya. Berhasil
atau tidaknya hewan bermigrasi tergantung pada adanya cukup waktu dan energi
untuk menempuh jarak lokasi sumber air.
Keaneka-ragaman
juga merupakan sumberdaya alam. Semakin beragam jenis makanan suatu spesies
semakin kurang bahayanya apabila menghadapi perubahan lingkungan yang dapat memusnahkan sumber makanannya.
Materi
dan energi sudah jelas termasuk kedalam sumber alam. Ruang yang dimanfaatkan
oleh organisme hidup untuk hidup, berkembang biak dsb. dapat dianalogkan dengan
materi dan energi, karena dibutuhkan, sehingga secara asas termasuk katagori
sumber alam. Begitu pula dengan waktu, meskipun tidak dapat berdiri sendiri,
namun termasuk kategori sumber alam, karena berapa waktu yang dibutuhkan oleh
mahluk hidup untuk mendapatkan makanan. Keanekaragaman juga termasuk ke dalam
kategori sumber alam, karena apabila suatu spesies hanya memakan satu spesies
saja akan mudah terancam punah, namun apabila makanannya beranekaragam dia akan
mampu “survive”.
Asas 3
ini mempunyai implikasi yang penting bagi kehidupan manusia untuk mencapai
kesejahteraannya
ASAS 4
Untuk
semua kategori sumber daya alam, kalau pengadaannya sudah mencapai optimum,
pengaruh unit kenaikannya sering menurun
dengan penambahan sumberalam itu sampai ke suatu tingkat maksimum. Melampaui
batas maksimum ini tak akan ada pengaruh yang menguntungkan lagi.
Untuk
semua kategori sumber alam (kecuali keanekaragaman dan waktu) kenaikan
pengadaannya yang melampui batas maksimum, bahkan akan berpengaruh merusak
karena kesan peracunan. Ini adalah asas penjenuhan. Untuk banyak gejala sering berlaku
kemungkinan penghancuran yang disebabkan
oleh pengadaan sumberalam yang sudah
mendekati batas maksimum.
Asas 4
tersebut terkandung arti bahwa pengadaan sumberalam mempunyai batas optimum,
yang berarti pula batas maksimum, maupun batas minimum pengadaan sumberalam
akan mengurangi daya kegiatan sistem biologi.
Contoh:
Pada
keadaan lingkungan yang sudah stabil, populasi hewan atau tumbuhannya cenderung
naik-turun (bukan naik terus atau turun terus). Maksudnya adalah akan terjadi
pengintensifan perjuangan hidup, bila
persediaan sumberalam berkurang. Tetapi
sebaliknya, akan terdapat ketenangan kalau sumberalam bertambah.
Untuk
semua kategori sumberdaya alam (kecuali keanekaragaman dan waktu) kenaikan
pengadaannya yang melampaui batas maksimum, bahkan akan berpengaruh merusak
karena kesan peracunan. Ini adalah asas penjenuhan. Untuk banyak gejala sering
berlaku kemungkinan penghancuran yang disebabkan oleh pengadaan sumber alam
yang sudah mendekati batas maksimum.
Pada
asas ini mempunyai arti bahwa pengadaan sumber alam mempunyai batas optimum,
yang berarti bahwa batas maksimum maupun minimum sumber alam akan mengurangi
daya kegiatan sistem biologi. Dari sini dapat ditarik suatu arti yang penting,
yaitu karena adanya ukuran optimum pengadaan sumber alam untuk populasi, maka naik turunnya jumlah
individu populasi itu tergantung pada pengadaan sumber alam pada jumlah
tertentu.
ASAS 5
Pada
asas 5 ini ada dua hal penting, pertama
jenis sumber alam yang tidak dapat menimbulkan rangsangan untuk penggunaan
lebih lanjut, sedangkan kedua sumber alam yang dapat menimbulkan rangsangan
untuk dapat digunakan lebih lanjut.
Contoh:
Suatu jenis
hewan sedang mencari berbagai sumber makanan. Kemudian didapatkan suatu jenis
tanaman yang melimpah di alam, maka hewan tersebut akan memusatkan perhatiannya
kepada penggunaan jenis makanan tersebut. Dengan demikian, kenaikan sumberalam
(makanan) merangsang kenaikan pendayagunaan.
ASAS 6
Individu
dan spesies yang mempunyai lebih banyak
keturunan daripada saingannya, cenderung berhasil mengalahkan saingannya.
Pengertian:
Asas ini
adalah pernyataan teori Darwin dan Wallace.
Pada jasad hidup terdapat perbedaan sifat keturunan Dalam hal tingkat
adaptasi terhadap faktor lingkungan fisik atau biologi. Kemudian timbul
kenaikan kepadatan populasinya sehingga timbul persaingan. Jasad hidup yang
kurang mampu beradaptasi akan kalah dalam persaingan. Dapat diartikan pula
bahwa jasad hidup yang adaptif akan mampu menghasilkan banyak keturunan
daripada yang non-adaptif.
Pada
asas ini berlaku “seleksi alam”, artinya bagi spesies-spesies yang mampu
beradaptasi baik dengan faktor biotik maupun abiotik, dia akan berhasil
daripada yang tidak dapat menyesuaikan diri. Dapat diartikan pula, spesies yang
adaptif akan mampu menghasilkan keturunan lebih banyak daripada yang non
adaptif, Sehingga individu-individu yang adaptif ini mempunyai kesan lebih
banyak merusak
ASAS 7
Kemantapan
keanekaragaman suatu komunitas lebihtinggi di alam yang “mudah diramal”.
Pengertian
:
“Mudah
diramal” : : adanya keteraturan yang pasti pada pola faktor lingkungan pada
suatu periode yang relative lama. Terdapat fluktuasi turun-naiknya kondisi lingkungan
di semua habitat, tetapi mudah dan sukarnya
untuk diramal berbeda dari satu habitat ke habitat lain.
Dengan
mengetahui keadaan optimum pada faktor
lingkungan bagi kehidupan suatu spesies, maka perlu diketahui berapa lama keadaan tersebut dapat
bertahan. Pada asas ini arti kata “mudah diramal” ialah adanya keteraturan yang
pasti pada pola faktor lingkungan dalam suatu periode yang relatif lama. Adanya
fluktuasi turun-naiknya kondisi lingkungan, besar-kecilnya fluktuasi, dan dan
sukar-mudahnya untuk diramal berbeda untuk semua habitat. Sehingga diharapkan
pada setiap lingkungan adanya penyebaran spesies yang berbeda-beda
kepadatannya. Apabila terjadi perubahan lingkungan sedemikian rupa, maka akan
terjadi perubahan pengurangan individu yang sedemikian rupa sampai pada batas
yang membahayakan individu-individu spesies tersebut. Lingkungan yang stabil
secara fisik merupakan lingkungan yang mempunyai jumlah spesies yang banyak,
dan mereka dapat melakukan penyesuaian terhadap lingkungannya tersebut (secara
evolusi). Sedangkan lingkungan yang tidak stabil adalah lingkungan yang dihuni
oleh spesies yang jumlahnya relatif sedikit. Menurut Sanders (1969) bahwa
komunitas fauna dasar laut mempunyai keanekaragaman spesies terbesar, hal ini
dijumpai pada habitat yang sudah stabil sepanjang masa dan lama. Kemudian
diinterpretasikan oleh Slobodkin dan Sanders (!969) sebagai pengaruh lingkungan
yang mudah diramal (stabil). Maksudnya ialah semakin lama keadaan lingkungan
dalam kondisi yang stabil, maka semakin banyak keanekaragaman spesies yang
muncul disitu sebagai akibat berlangsungnya proses evolusi. Menurut Pilelou
(1969) keadaan iklim yang stabil sepanjang waktu yang lama, tidak saja
melahirkan keanekaragaman spesies yang tinggi, tetap juga akan menimbulkan keanekaragaman
pola penyebaran kesatuan populasi.
ASAS 8
Sebuah
habitat dapat jenuh atau tidak oleh keanekaragaman takson, bergantung kepada
bagaimana niche dalam lingkungan hidup itu dapat memisahkan takson tersebut.
Pengertian:
Kelompok
taksonomi tertentu dari suatu jasad hidup ditandai oleh keadaan lingkungannya
yang khas (niche), tiap spesies mempunyai niche tertentu. Spesies dapat hidup
berdampingan dengan spesies lain tanpa persaiangan, karena masing-masing
mempunyai keperluan dan fungsi yang berbeda di alam.
Pada
asas ini menyatakan bahwa setiap spesies mempunyai nicia tertentu, sehingga
spesies-spesies tersebut dapat berdampingan satu sama lain tanpa berkompetisi,
karena satu sama lain mempunyai kepentingan
dan fungsi yang berbeda di alam. Tetapi apabila ada kelompok taksonomi
yang terdiri atas spesies dengan cara makan serupa, dan toleran terhadap
lingkungan yang bermacam-macam serta luas, maka jelas bahwa lingkungan tersebut
hanya akan ditempati oleh spesies yang keanekaragamannya kecil.
ASAS 9
Keanekaragaman
komunitas sebanding dengan biomassa dibagi produktivitas.
T = K x
(B/P) ; D ≈ T
T =
waktu rata-rata penggunaan energi
K =
koefisien tetapan
B =
biomassa
P =
produktivitas
D =
keanekaragaman
Pengertian:
Asas ini
mengandung arti, bahwa efisiensi penggunaan aliran energidalam sistem biologi
akan meningkat dengan meningkatnya kompleksitas organisasi sistem biologi dalam
suatu komunitas.
Pada
asas ini menurut Morowitz (1968) bahwa adanya hubungan antara biomassa, aliran
energi dan keanekaragaman dalam suatu sistem biologi.
ASAS 10
Pada
lingkungan yang stabil perbandingan antara biomasa dengan produktivitas (B/P)
dalam perjalanan waktu naik mencapai sebuah asimtot.
Pengertian:
Sistem
biologi menjalani evolusi yang Mengarah kepada peningkatan efisiensi penggunaan
energi dalam lingkungan fisik yang stabil, dan memungkinkan berkembangnya
keaneka-ragaman.
Dalam
asas ini dapat disimpulkan bahwa sistem biologi mengalami evolusi yang mengarah
kepada peningkatan efisiensi penggunaan energi dalam lingkungan fisik yang
stabil, yang memungkinkan berkembangnya keanekaragaman. Dengan kata lain kalau
kemungkinan produktivitas maksimum sudah ditetapkan oleh energi matahari yang
masuk kedalam ekosistem, sedangkan keanekaragaman dan biomassa masih dapat
meningkat dalam perjalanan waktu, maka jumlah energi yang tersedia dalam sistem
biologi itu dapat digunakan untuk menyokong biomassa yang lebih besar. Apabila
asas ini benar, maka dapat diharapkan bahwa dalam komunitas yang sudah
berkembang lanjut pada proses suksesi, rasio biomassa produktivitas akan lebih
tinggi bila dibandingkan dengan komunitas yang masih muda. Pada kenyataan di
alam memang demikian, sebab spesies bertambah, dan ditemukan pula tumbuhan
berkayu sehingga diperoleh stratifikasi.
Implikasi
dari asas ini bahwa sebuah komunitas dapat dibuat tetap muda dengan jalan
memperlakukan fluktuasi iklim yang teratur. Atau pada komunitas buatan lahan
pertanian dengan jalan mengambil daun-daunannya untuk makanan hewan.
ASAS 11
Sistem
yang sudah mantap (dewasa) akan mengekploitasi yang belum mantap (belum
dewasa).
Pengertian:
Ekosistem,
populasi atau tingkat makanan yang sudah dewasa memindahkan energi, biomasa, dan keanekaragaman dari tingkat
organisasi yang belum dewasa. Dengan kata lain, energi, materi, dan keanekaragaman
mengalir melalui suatu kisaran yang menuju ke arah organisasi yang lebih
kompleks. (Dari subsistem yang rendah keanekara-gamannya subsistem yang tinggi
keanekaragamannya).
Arti
dari asas ini adalah pada ekosistem,
populasi yang sudah dewasa memindahkan
energi, biomassa, dan keanekaragaman tingkat organisasi ke arah yang belum
dewasa. Dengan kata lain, energi, materi dan keanekaragaman mengalir melalui
suatu kisaran yang menuju ke arah organisasi yang lebih kompleks, atau dari
subsistem yang lebih rendah keanekaragamannya ke subsistem yang lebih tinggi
keanekaragamannya
ASAS 12
Kesempurnaan
adaptasi suatu sifat atau tabiat bergantung pada kepentingan relatifnya dalam
keadaan suatu lingkungan.
Pengertian:
Populasi
dalam ekosistem yang belum mantap, kurang bereaksi terhadap perubahan
lingkungan fisikokimia dibandingkan dengan populasi dalam ekosistem yang sudah
mantap. Populasi dalam lingkungan dengan kemantapan fisiko kimia yang cukup
lama, tak perlu berevolusi untuk meningkatkan kemampuannya beradaptasi dengan
keadaan yang tidak stabil.
Asas ini
merupakan kelanjutan dari asas 6 dan 7. Apabila pemilihan (seleksi) berlaku,
tetapi keanekaragaman terus meningkat di lingkungan yang sudah stabil, maka
dalam perjalanan waktu dapat diharapkan adanya perbaikan terus-menerus dalam
sifat adaptasi terhadap lingkungan. Jadi, dalam ekosistem yang sudah mantap
dalam habitat (lingkungan ) yang sudah stabil, sifat responsive terhadap
fluktuasi faktor alam yang tak terduga ternyata tidak diperlukan. Yang berkembang
justru adaptasi peka dari perilaku dan biokimia lingkungan sosial dan biologi
dalam habitat itu. Evolusi pada lingkungan yang sukar ditebak perubahan faktor
alamnya cenderung memelihara daya plastis anggota populasi. Sedangkan evolusi
pada lingkungan yang mantap, beranekaragam secara biologi cenderung menggunakan
kompleksitas itu untuk bereaksi terhadap kemungkinan beraneka-macam perubahan.
Implikasi
dari asas ini bahwa sesungguhnya tidak ada sebuah strategi evolusi yang terbaik
dan mandiri, semua tergantung pada kondisi lingkungan fisik. Kesimpulannya
bahwa populasi pada ekosistem yang belum mantap, kurang bereaksi terhadap
perubahan lingkungan fisikokimia dibandingkan dengan populasi pada ekosistem yang sudah mantap.
ASAS 13
Lingkungan
yang secara fisik mantap memungkinkan terjadinya penimbunan keanekaragaman
biologi dalam ekosistem yang mantap, yang kemudian dapat menggalakkan
kemantapan populasi lebih jauh lagi.
Asas ini
merupakan penjabaran dari asas 7, 9 dan 12. Pada komunitas yang mantap, jumlah
jalur energi yang masuk melalui ekosistem meningkat, sehingga apabila terjadi
suatu goncangan pada salah satu jalur, maka jalur yang lain akan mengambil
alih, dengan demikian komunitas masih tetap terjaga kemantapannya. Apabila
kemantapan lingkungan fisik merupakan suatu syarat bagi keanekaragaman biologi,
maka kemantapan faktor fisik itu akan mendukung kemantapan populasi dalam
ekosistem yang mantap dan komunitas yang mantap mempunyai umpan-balik yang
sangat kompleks. Disini ada hubungan antara kemantapan ekosistem dengan
efisiensi penggunaan energi.
ASAS 14
Derajat
pola keteraturan naik-turunnya populasi tergantung pada jumlah keturunan dalam
sejarah populasi sebelumnya yang nanti
akan mempengaruhi populasi itu.
Asas ini
merupakan kebalikan dari asas ke 13, tidak adanya keanekaragaman yang tinggi
pada rantai makanan dalam ekosistem yang belum mantap, menimbulkan derajat
ketidakstabilan populasi yang tinggi.
Ciri-Ciri
Lingkungan/ Komunitas yang Mantap:
• Jumlah
jalur energi yang masuk melalui ekosistem meningkat (banyak)
•
Lingkungan fisik mantap (mudah“diramal”)
• Sistem
control umpan balik (feedback) komunitas sangat kompleks
•
Efisiensi penggunaan energi
•
Tingkat keanekaragaman tinggi.
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Kesimpulan
dalam penulisan makalah ini adalah sebuah perbedaan penting antara ekologi dan
ilmu lingkungan adalah tujuan dari penelitian dalam disiplin ilmu
masing-masing. Tidak seperti ilmuwan bidang lingkungan, ahli ekologi cenderung
fokus penelitian (kajian) mereka pada populasi yang sangat spesifik dari
makhluk hidup, seperti jenis tertentu dari rumput atau kelompok ikan. Ahli
ekologi berusaha untuk memahami bagaimana populasi berinteraksi, bereproduksi,
dan berkembang dalam suatu ekosistem. Para ahli ekologi lebih berkonsentrasi terutama
pada faktor-faktor langsung seperti penyediaan makanan,peristiwa makan memakan,
dan seleksi seksual dalam suatu kelompok melalui pengamatan yang cermat dan
penelitian sejarah. Ekologi menjelaskan perkembangan dan adaptasi evolusioner
yang mempengaruhi suatu spesies.
Ahli
lingkungan melakukan penelitian laboratorium dan lapangan untuk belajar tentang
berbagai faktor yang mempengaruhisuatu daerah. Seperti ekologi, mereka juga
mempelajari makhluk hidup dan perilaku mereka secara rinci. Selain itu, para
ahlilingkungan mempertimbangkan dampak iklim, proses geologi, perubahan suhu,
dan siklus air ketika menyelidiki ekosistem. Sebagai contoh, seorang ahli
lingkungan mungkin melakukan penelitian tentang dampak dari musim kering
terutama pertumbuhan spesies tanaman yang berbeda di suatu daerah. Ilmuwan
kemudian dapat mencoba untuk mengidentifikasi dampak negative yang
dihasilkanpada hewan herbivora di wilayah tersebut.
Dan
dalam asas-asas pengetahuan lingkungan harus kita pelajari karena asas-asas
inilah yang menjadi poros disaat kita memanfaatkan sumber daya alam yang ada di
bumi kita dan semua kekayaan alam yang dimiliki oleh bumi kita tercinta.
3.2 Saran
Sebagai
warga negara yang baik, sudah sepatutnya kita menjaga dan melestarikan
lingkungan disekitar masing-masing. Mulai dari membuang sampah tidak
sembarangan, tidak melakukan hal – hal yang dapat merusak atau mecemari
lingkungan. Karena di dalam suatu lingkungan yang bersih, rapi, terjaga dan
terawat dengan baik, maka kita yang tinggal di dalamnya pun akan merasa nyaman.
Daftar Pustaka

